menu

Rabu, 05 Oktober 2011

I M U N I S A S I... perlukah untuk bayi?

Seorang ibu muda, sebut saja Bu Rina baru melahirkan bayi beberapa bulan yg lalu. Nah, untuk meningkatkan kekebalan tubuh si bayi, dokter menganjurkan untuk melakukan imunisasi. Di satu sisi, Bu Rina sebagai masyarakat awam ingin menuruti saran dari tenaga kesehatan yang sudah tentu lebih ahli dalam bidang kesehatan. Namun di sisi lain, Bu Rina pernah mendengar bahwa IMUNISASI dibalik seluruh propagandanya, sebenarnya tidak baik bagi kesehatan. Mengapa? Lalu, bertanyalah ia pada seorang Farmasis..."Apa yang sebaiknya saya lakukan Miss Farmasis?"

Pengertian
VAKSIN adalah sebuah senyawa antigen yang berfungsi untuk meningkatkan imunitas tubuh terhadap virus. Terbuat dari virus yag telah dimatikan atau “dilemahkan” dengan menggunakan bahan-bahan tambahan lainnya seperti formalaldehid, thymerosal dan lainnya.
VAKSINASI adalah suatu usaha memberikan vaksin tertentu ke dalam tubuh untuk menghasilkan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit /virus tersebut.
JENIS VAKSIN; Jenis-jenis vaksinasi yang ada antara lain vaksin terhadap penyakit hepatitis, polio, Rubella, BCG, DPT, Measles-Mumps-Rubella (MMR) cacar air dan jenis penyakit lainnya seperti influenza. Di Indonesia, vaksinasi yang umum dilakukan pada bayi dan balita adalah Hepatitis B, BCG, Polio dan DPT. Selebihnya seperti vaksinasi MMR adalah bersifat tidak wajib. Ada pun vaksinasi terhadap penyakit cacar air (smallpox) termasuk vaksinasi yang sudah tidak dilakukan lagi di Indonesia.

Adakah efek samping vaksinasi/ imunisasi?
salah satunya adalah kenaikan suhu tubuh

Mengapa ada kontra?
 1. Bahaya vaksin
Jika pengawetnya timerosol = Hg = Raksa...

Kegagalan imunisasi, penyebab utama penurunan jumlah penyakit, racun, manusia Vs hewan
http://gugundesign.wordpress.com/2007/08/07/imunisasi-siapa-tidak-takut/

Vaccination : The hidden truth
http://www.informationliberation.com/?id=13924
  
2. Dalam hal kehalalan vaksin
-      *Dalam proses pembuatan vaksin tersebut menggunakan ginjal kera sebagai media perkembangbiakan virus. 
       *Seorang pakar dari Amerika mengatakan bahwa vaksin polio dibuat dari campuran ginjal kera, sel kanker manusia, serta cairan tubuh hewan tertentu termasuk serum dari sapi, bayi kuda dan ekstrak mentah lambung babi.
-      *Selain sumber-sumber di atas, beberapa vaksin juga dapat diperoleh dari aborsi calon bayi manusia yang sengaja dilakukan. Vaksin untuk cacar air, Hepatitis A, dan MMR diperoleh dengan menggunakan fetal cell line yang diaborsi, MRC-5 dan WI-38. Vaksin yang mengandung MRC-5 dan WI-38 adalah beberapa vaksin yang mengandung cell line diploid manusia.

Bahan-bahan yg digunakan dalam proses produksi sebagian vaksin tersebut berasal dari bangkai dan babi yang kita ketahui bersama, bahwa bangkai dan babi diharamkan dalam Islam. Jadi, bolehkah kita menggunakan vaksin?

Klik: http://imunisasihalal.wordpress.com/2009/06/16/kontroversi-vaksin/
3.       
3.Pengelolaan (termasuk penyimpanan vaksin) dan penatalaksanaan vaksinasi yang tidak benar
-          Sebenarnya imunisasi itu diberikan JIKA TEPAT INDIKASI saja. Maksudnya? Begini Bu... Setiap anak yang lahir, diberikan imunisasi BCG. Semestinya BCG itu diberikan HANYA kepada bayi yang anggota keluarganya mengidap TBC saja. Jika di keluarga tersebut tidak ada anggota yang mengidap TB dan masyarakat sekitar tidak ada sangat jarang/ tidak ada yang mengidap TB, LEBIH BAIK TIDAK USAH diimunisasi. Kalo untuk hepatitis B, HARUS diimunisasi karena hepatitis gampang menular. Juga Hepatitis C yang jauh lebih berbahaya daripada AIDS. Flu burung? Tahukah Anda? Angka kematian penderita DBD jauh lebih besar ketimbang flu burung.
-          Penatalaksanaan Vaksinasi masiiiih jauh dari standar dan dilakukan oleh yang bukan ahlinya. Kadang-kadang, vaksin yang sudah dibuka dipakai ulang (harusnya 1x jadi 2x pakai). Vaksinnya tidak akan berfungsi! Jika mau hitung-hitungan,  cost and benefitnya justru akan lebih naas jika setengah vaksin tersebut tetap diberikan, karena akan berakibat buruk bagi si penerima vaksin. Ckckck....
Banyaknya insiden mati lampu juga ikut andil dalam masalah vaksinasi. Lho? Apa hubungannya? Begini Bu, sebagian besar vaksin harus disimpan dalam suhu dingin (2-8◦C) supaya tetap stabil dan berfungsi dengan baik. Bayangkan jika sering terjadi insiden mati lampu hingga 2-3 bahkan 5 jam; vaksin akan segera rusak dan fungsinya? Belum lagi di daerah pelososk yang fasilitasnya serba terbatas.

Anjuran jika Anda tetap ingin melakukan vaksinasi/ imunisasi
jangan diberikan saat bayi sedang demam atau sakit karena justru kumannya akan balik menyerang bayi. Pernah mendengar kejadian anak-anak yang lumpuh seumur hidup setelah divaksin polio? Atau, pernah mendengar kejadian anak-anak kejang-kejang setelah dimunisasi? Nah itulah salah satu akibat dari penggunaan vaksin yang tidak benar.

Jika tidak ingin melakukan vaksinasi, apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh?
Manusia merupakan makhluk unik yang dilengkapi sistem kekebalan alami yang berpotensi melawan semua mikroba, virus, serta bakteri asing dan berbahaya. Dr Willian Howard dari USA mengatakan bahwa tubuh telah memiliki metodenya sendiri untuk pertahanan, yang tergantung pada vitalitas tubuh pada saat tertentu. Jika vitalitas tubuh cukup, maka tubuh akan bertahan terhadap seluruh infeksi, tetapi sebaliknya jika tidak maka pertahanan akan lemah. Sesungguhnya kita tidak dapat mengubah vitalitas tubuh menjadi lebih baik justru dengan menggunakan berbagai jenis racun (vaksin) ke dalam tubuh tersebut.

Peningkat sistem imunitas tubuh saat daya tahan turun:
-          meniran (phylantus niruri)
-          habbatussauda = jinten hitam
-          echinacea
-          propolis
-          14 jenissayuran ini
-    Zinc 
 
Setelah membaca ini, keputusan untuk mengimunisasi tetap ada di tangan Anda Bu... :)


4 komentar: