menu

Selasa, 24 Januari 2012

BATUK


Mekanisme

Batuk adalah gerak refleks atau reaksi otomatis pertahanan tubuh untuk melindungi paru-paru. Bila ada benda asing ikut masuk sewaktu menghirup udara lewat saluran pernapasan, maka otomatis kita akan batuk untuk menghalaunya. Begitu pula bila saluran napas terangsang, misalnya, oleh adanya lendir atau dahak, maka kita juga akan batuk.

Prosesnya adalah, waktu zat pengganggu mencapai reseptor (simpul saraf afferent) batuk di hidung, tenggorokan, atau dada, reseptor tersebut akan menyampaikan pesan ke pusat batuk di otak, yang memberi sinyal supaya tubuh batuk.

Setelah kita menghirup udara, epiglotis (struktur tulang rawan yang bentuknya mirip lidah, menggantung pada laring, dan berperan mencegah masuknya makanan ke saluran napas ketika menelan) serta pita suara akan menutup rapat. Dengan demikian, udara dalam paru-paru terjebak.

Otot perut dan dada akan berkontraksi secara kuat sambil menekan sekat rongga badan. Pada akhirnya, pita suara dan epiglotis membuka dengan tiba-tiba sehingga udara yang terjebak itu meledak keluar.

Jenis batuk dan perbedaannya dari suara yang ditimbulkan :

* Batuk rejan. Batuk yang kerap diakhiri dengan suara seperti ingin muntah ketika kita mengambil nafas. Batuk seperti ini disebabkan oleh bakteri pertussis, yang dapat menular melalui percikan cairan dari hidung atau mulut orang yang terinfeksi, yang dapat keluar karena bersin, batuk, atau tertawa.
* Batuk sesak (croup). Batuk dengan suara nafas yang keras, seperti ada lendir di dalam dada. Suara yang timbul adalah akibat dari pembengkakan di sekitar pita suara (pangkal tenggorokan) dan batang tenggorokan. Biasanya disebabkan oleh virus.
* Batuk kering. Batuk dengan suara nyaring dan membuat perut ikut sakit, biasanya makin parah saat malam hari. Bisa disebabkan karena masuk angin, bronchiolitis, atau asma.
* Batuk produktif/batuk basah. Batuk yang sering diiringi dengan riak atau lendir, yang biasanya disebabkan oleh infeksi atau asma.
* Batuk bronchiolitis. Batuk yang diikuti suara nyaring seperti bersiul saat bernafas. Batuk seperti ini biasanya disebabkan infeksi virus yang terjadi pada saluran udara kecil pada paru-paru yang disebut bronchioles. Penyebab lainnya adalah asma.


Penyebab

Sebagai refleks pertahanan tubuh, batuk dapat terjadi akibat beberapa hal, misalnya tersedak makanan atau cairan serta iritasi asap dan debu. Semprotan pewangi ruangan, insektisida, cat, atau bahan kimia lain, juga makanan dingin, suhu dan udara, baik dingin maupun lembab dapat pula menyebabkan batuk.
batuk yang menyerang orang sehat akibat lingkungan semisal asap rokok, pewangi ruangan atau lainnya, biasanya hanya berlangsung beberapa menit. Bila gangguan dari lingkungan berlangsung lama, maka hal itu bisa menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Gangguan ISPA bisa berbentuk radang hidung (misalnya pilek), radang tenggorokan, hingga radang tonsil (amandel).

Batuk karena tenggorokan teriritasi sumber polusi atau terkena bakteri atau virus yang menjadi gejala ISPA merupakan gangguan kesehatan sederhana atau lumrah dijumpai sehari-hari. Normalnya, hal ini berlangsung kurang dari dua minggu. Namun, bila dibiarkan sampai kronis atau berlangsung lebih dari dua minggu, ISPA bisa menyebabkan infeksi paru-paru (pneumonia). Ini yang harus diwaspadai.

Bila hanya batuk, pilek, flu, amandel, hal itu biasanya tidak terlalu berbahaya. Namun, bila sudah disertai napas cepat dan sesak atau bunyi mengi, keluar dahak berwarna keruh, kuning atau hijau, coklat, abu-abu, apalagi bila ada darah, lalu ditambah nyeri di dada dan suhu tubuh meningkat yang berlangsung lama dan batuk lebih dari dua minggu, pemeriksaan yang lebih intesif perlu segera dilakukan.
Batuk lama atau batuk membandel adalah batuk yang terjadi lebih dari 2 minggu. Penyebab batuk membandel yang paling sering didapatkan adalah proses non spesifik atau karena alergi makanan. Manifestasi klinisnya berupa keluhan batuk, pilek, tanpa atau dengan disertai sesak yang berulang. Keluhan sesak ini biasanya terjadi pada penderita asma. Batuk lama karena alergi biasanya batuk terjadi saat malam hari dan pagi hari atau batuk timbul saat aktifitas seperti berlari, menangis atau tertawa keras. Biasanya keluhan tersebut lama sembuhnya meskipun sudah diobati.
Sebenarnya tidak sulit untuk membedakan gangguan saluran napas tersebut adalah infeksi saluran napas akut atau alergi. Tetapi kenyataannya banyak kasus alergi seringkali diobati sebagai antibiotika atau dianggap sebagai infeksi. Pada penderita alergi bila mengalami gangguan infeksi saluran napas akut seringkali berkepanjangan. Pada penderita yang tidak mempunyai bakat alergi mungkin infeksi itu hanya berlangsung 3 – 7 hari, tetapi pada penderita alergi gejala berlangsung lebih dari 2 minggu. Penyakit infeksi saluran napas yang disebabkan karena virus biasanya pada minggu ke dua biasanya fase infeksinya telah membaik. Namun seringkali gejala gangguan saluran napas berkelanjutan tetapi masuk dalam fase non infeksi.

PENCETUS ALERGI

Timbulnya gejala alergi bukan saja dipengaruhi oleh penyebab alergi, tapi juga dipengaruhi oleh pencetus alergi.
Beberapa hal yang menyulut atau mencetuskan timbulnya alergi disebut faktor pencetus. Faktor pencetus tersebut dapat berupa faktor fisik seperti dingin, panas atau hujan, kelelahan, aktifitas berlebihan tertawa, menangis, berlari,olahraga. Faktor psikis berupa kecemasan, sedih, stress atau ketakutan.
Faktor hormonal juga memicu terjadinya alergi pada orang dewasa. Faktor gangguan kesimbangan hormonal itu berpengaruh sebagai pemicu alergi biasanya terjadi saat kehamilan dan menstruasi. Sehingga banyak ibu hamil mengeluh batuk lama, gatal-gatal dan asma terjadi terus menerus selama kehamilan. Demikian juga saat mentruasi seringkali seorang wanita mengeluh sakit kepala, nyeri perut dan sebagainya.
Faktor pencetus sebetulnya bukan penyebab serangan alergi, tetapi menyulut terjadinya serangan alergi. Bila mengkonsumsi makanan penyebab alergi disertai dengan adanya pencetus maka keluhan atau gejala alergi yang timbul jadi lebih berat. Tetapi bila tidak mengkonsumsi makanan penyebab alergi meskipun terdapat pencetus, keluhan alergi tidak akan muncul. Pencetus alergi tidak akan berarti bila penyebab alergi makanan dikendalikan.
Penyebab pertusis (batuk rejan) adalah Bordetella pertusis atau Haemoephilus pertusis, adenovirus tipe 1, 2, 3, din 5 dapat ditemukan dalam traktus respiratorius, traktus gastrointestinalis dan trakturs Benito urinarius. Bordotella pertusis ini mengakibatkan suatu bronchitis akut, khususnya pada bayi dan anak – anak kecil yang ditandai dengan batuk paroksismal berulang dan stridor inspiratori memanjang, ” batuk rejan”.

Cara mengobati


1.       Obat sintetik
                   Penanganan pertama
                   bisa dengan membeli obat batuk di apotek terdekat dengan obat batuk bebas/bebas terbatas. pastikan  cara pemakaian yang benar dengan menanyakan pada apotekernya.

·         Pengobatan batuk karena alergi :


1.Antihistamines (meringankan gejala gatal atau alergi dan hidung berair).
2.Decongestants (melegakan saluran napas dan membersihkan saluran hidung dari lender).
3.Nasal Nonsteroidal anti inflammatory medicines
4.Nasal steroids
Penanganan terbaik pada penderita alergi makanan adalah dengan menghindari makanan penyebabnya. Pemberian obat-obatan anti alergi dalam jangka panjang adalah bukti kegagalan dalam mengidentifikasi makanan penyebab alergi. Mengenali secara cermat gejala alergi dan mengidentifikasi secara tepat penyebabnya, maka gejala gangguan saluran napas non spesifik dapat dihindarkan.

·      Pengobatan Pertusis (Batuk Rejan)

Jika penyakitnya berat, penderita biasanya dirawat di rumah sakit. Mereka ditempatkan di dalam kamar yang tenang dan tidak terlalu tenang. Keributan bisa merangsang serangan batuk. Bisa dilakukan pengisapan lendir dari ternggorokan. Pada kasus yang berat, oksigen diberikan langsung ke paru-paru melalui selang yang dimasukkan ke trakea.
Untuk menggantikan cairan yang hilang karena muntah dan karena bayi biasanya tidak dapat makan akibat batuk, maka diberikan cairan melalui infus. Gizi yang baik sangat penting, dan sebaiknya makanan diberikan dalam porsi kecil tetapi sering. Untuk membasmi bakteri, biasanya diberikan antibiotik.
1. Antibiotika
a. Eritromisindengan dosis 50 mg/ kgbb / hari dibagi dalam 4 dosis.
b. ampisilin dengan dosis 100 mg / kg bb / hari, dibagi dalam 4 dosis.
c. Lain-lain : rovamisin, klotrimoksazol, kloramfenikol dan tetrasiklin.
2. Imunoglobulin.
3. Ekspektoransia dan mukolitik.
4. Kodein diberikan bila terdapat batuk-batuk yang hebat sekali.
5. Luminal sebagai sedative.


2.       Obat bahan alam
Untuk batuk kering:
·         Jeruk nipis
Ambil 1 buah jeruk nipis yang banyak airnya, peras dan tambahkan 2 sendok makan madu. Aduk lalu diminum dua kali sehari (pagi dan petang).
·         Belimbing wuluh
Ambil 10 buah belimbing wuluh, cuci bersih lalu ditumbuk halus. Tambahkan 1 cangkir air masak dan sedikit garam sedikit. Setelah diperas dan disaring, minumlah dua kali sehari (pagi dan petang).
·         Kencur
Ambil 1 jari rimpang kencur (jangan dibuang kulitnya). Cuci bersih dan langsung dikunyah halus dengan garam sedikit. Telan dan gelontor dengan minum air hangat. Lakukan dua kali sehari.
·         Daun saga
Ambil 1 genggam daun saga beserta tangkainya dan 1 genggam daun asam. Rebus dengan 3 gelas air bersih hingga menjadi 2 gelas. Diamkan sampai menjadi dingin, saring dan minum dua kali sehari.

Sebagai ekspektoran (peluruh dahak):
·         Kapulaga
Seduh 5 g serbuk buah adas dengan secangkir air mendidih. Setelah dingin disaring, tambahkan 1 sendok teh madu. Aduk merata, minum sekaligus. Diminum dua kali sehari sampai sembuh.
·         Lidah buaya
Ambil 1 batang daun lidah buaya dihilangkan durinya. Cuci bersih dan diparut, diperas, lalu diaduk dengan 6 sendok makan madu. Minum beberapa kali.
·         Jahe
Ambil 1/2 ruas jahe dan tumbuk hingga halus. Tambahkan 2 gelas air bersih lalu rebus sampai 1/2 jam. Minum rebusan 2 - 3 kali sehari.

Untuk sesak napas:
·         Patikan kerbau
Ambil segenggam herba patikan kerbau. Tambahkan air dan lumatkan. Peras menjadi 1/2 mangkuk dan diminum.
·         Adas
Ambil 10 tetes minyak adas. Seduh dengan 1 sendok makan air panas. Minum selagi hangat. Lakukan tiga kali sehari sampai sembuh.

Untuk batuk lebih dari 100 hari dan kering:

·         Bidara upas
Ambil 30 g umbi bidara upas yang masih segar, dicuci dan diparut. Tambahkan 2 sendok makan air masak. Saring lalu tambahkan 1 sendok makan madu. Aduk kemudian diminum tiga kali sehari.

Bila ingin meramu obat batuk herbal sendiri, kombinasikan bahan-bahan yang dibutuhkan sehingga menjadi ramuan obat yang berguna sebagai penekan batuk, pengurang sekresi bronkus, atau perangsang saluran napas dan pendorong keluarnya dahak.

Cara mencegah 

Pencegahan batuk pun dapat dilakukan secara aktif dan secara pasif.
Pencegahan sebenarnya hal yang paling penting. Sejatinya, Ph darah kita selalu dalam keadaan sedikit basa (7,35 - 7,45). Bakteri dan virus tak bisa aktif jika tubuh bersifat basa. Bila di rumah Anda penyakit flu dan batuk tak pernah berhenti mampir, sepertinya Ph tubuh keluarga Anda kebanyakan bersifat asam. Itu sebabnya, daya tahan tubuh bisa turun. Bakteri dan virus juga berkembang.
Mengonsumsi makanan yang sehat, dengan memperbanyak asupan buah dan sayuran, bisa membantu menangkal serangan bakteri dan virus. Sebab, buah dan sayuran bersifat netral dan basa. Makanan yang banyak mengandung vitamin C juga baik untuk kesehatan. Lemon mengandung sekitar 80-90 mg vitamin C. Kandungan antioksidan dalam lemon bisa menetralkan radikal bebas yang masuk ke tubuh kita.





Menutupi hidung dan mulut dengan saputangan atau tisu saat batuk bisa mencegah penyebaran virus ke orang lain. Biasakan mencuci tangan secara teratur untuk melindungi diri. Tindakan itu juga berfungsi agar virus tidak terkumpul di tangan dan menyebar ke orang lain lewat jabat tangan.

Secara aktif ialah dengan memberikan vaksin pertusis (untuk batuk rejan/pertusis) dalam jumlah 12 unit dibagi dalam 3 dosis dengan interval 8 minggu. Penyelidikan imunologis membuktikan seorang neonatus yang diberikan vaksin pertusis pada umur 1 – 15 hari dapat membentuk antibodi. Oleh karena itu sebenarnya vaksin pertusis telah dapat diberikan pada masa neonatus dan kemudian disusul dengan pemberian vaksin DPT.



Jangan sepelekan bila batuk dialami terus-menerus. Segera konsultasikan ke dokter atau rumah sakit untuk mengetahui lebih jelas penyebab batuk tersebut. Membiarkan terlalu lama tanpa mendapat pengobatan yang tepat akan memperparah keadaan penderita. Selain itu, kebanyakan penyakit yang menyebabkan batuk bersifat menular sehingga dapat membuat anggota keluarga atau orang-orang yang ada di dekatnya terkena penyakit juga.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar